Di Dunia ini ... siapa yang tak tahu kalau
cinta sepihak itu menyakitkan? Namanya manusia kalau sudah suka apalagi memasuki tahap cinta pasti (tidak munafik) memiliki rasa ingin memiliki. Begitu juga dengan kasus cinta sepihak. Bedanya
di sini, ada salah satu pihak yang tidak akan bisa memiliki walaupun dia sangat
ingin memiliki. Sebenarnya perasaan ingin memiliki inilah yang benar-benar
bikin sakiiiiiiiiiittt....
Seberapa sakit kah hal itu? Orang yang meskipun
telah mengalami suka terus cinta bahkan cinta mati pada seseorang belum tentu
mengetahui rasanya. Terkecuali rasa suka dan cinta serta cinta mati itu ditolak
mentah-mentah oleh sang objek.
Sayangnya karakter
utama kita dalam fanfict ini (Uzumaki Naruto) sangat tahu bagaimana sakitnya cinta sepihak tersebut. Entah
harus berterima kasih atau justru mengutuk sang objek yang telah membuatnya
benar-benar merasakan sakitnya cinta yang bertepuk sebelah tangan ini. Alih-alih dari semua itu
Naruto justru sangat mencintainya (ya iyalah ... kalau nggak cinta mana mungkin
terjadi cinta sepihak di sini). Dan sang objek—entahlah ... mungkin sang objek tidak mencintainya sehingga cerita fanfict ini berakhir dengan kisah cinta
Naruto yang sepihak.
.
.
.
.
.
V96
# 60V
Oneshot
ini
di persembahkan oleh anomelish™
Naruto © Masashi Kishimoto
Cinta
Sepihak © anomelish
Special
for SasuNaru days 2011
WARNING:
AU « Author Universe. Itu berarti fanfiction ini tidak canon, ya kan?
OOC « Out of Charakter. Terutama untuk charakter Sasuke. Suer! Susah banget bikin charakter dengan rambut raven ini tetep in charakter, bawaannya OOC mulu #plok.
Typo(s) or Miss Typo « Tau kan kalau kesalahan penulisan itu memang sulit untuk di hindari. Tapi tetep stabil kok (?).
AU « Author Universe. Itu berarti fanfiction ini tidak canon, ya kan?
OOC « Out of Charakter. Terutama untuk charakter Sasuke. Suer! Susah banget bikin charakter dengan rambut raven ini tetep in charakter, bawaannya OOC mulu #plok.
Typo(s) or Miss Typo « Tau kan kalau kesalahan penulisan itu memang sulit untuk di hindari. Tapi tetep stabil kok (?).
V96
# 60V
.
.
.
.
.
Tidak dapat dipungkiri kebertahanan Naruto dalam
menjalani cinta sepihak ini mungkin—sekali lagi mohon ditekankan kata mungkin di sini—karena Naruto telah
mengalami cinta sepihak untuk yang kedua kalinya.
Dua
kali?
Ada yang bertanya pengalaman pertama Naruto dalam
menghadapi cinta sepihaknya? Sayangnya tidak dalam fanfiction kali ini. Fanfiction
ini akan membahas tentang pengalaman Naruto yang kedua kalinya. Pengalaman
pertamanya mungkin akan diulas dalam prekuel maupun sekual yang disarankan
untuk tidak dinantikan. Namun untuk memperlancar jalannya cerita kali ini akan
diberikan sedikit bayangan masa lalu Naruto.
Dulu sekali, Naruto jatuh cinta pada seorang gadis
bermarga Haruno. Teman yang telah dianggapnya lebih dari saudara sekaligus
cinta pertamanya ini memiliki nama panggilan Sakura. Sakura gadis yang cantik
dengan surai pink menjuntai
sepunggung dan selalu dapat memesona Naruto ketika surai tersebut bergoyang
mengikuti arah angin.
Gadis pertama yang mau bermain dengannya ini
benar-benar talah menjadi gadis pertama yang mampu menyentuh hatinya. Walaupun
dalam artian sebenarnya gadis ini lebih sering memberi ‘bogeman mentah’
ketimbang sentuhan halus. Akan tetapi Naruto selalu menerimanya dan selalu
menyukai seluruh perlakuan ehem-kasar-ehem gadis bermata emerald ini.
Disaat yang bersamaan orang kedua—tidak juga! Kita
sebut saja orang pertama yang berbarengan datang dengan Sakura untuk bermain
dengan Naruto yaitu Uchiha Sasuke benar-benar mencuri dua per tiga perhatian
Sakura. Ya! Gadis pink ini lebih menyukai Sasuke ketimbang Naruto.
Sadar akan hal itu dan dengan mengkambing hitamkan
bahwa ‘cinta tak perlu memiliki’ Naruto merelakan Sakura pergi kepangkuan
Sasuke.
Ketika itu entah Naruto sadar atau tidak ... tapi
sesungguhnya Naruto mulai membelokan persaannya untuk Uchiha Sasuke. Karena sesuatu dan lain hal.
Something
good, but nothing better....
Keputusan Naruto mungkin bagus. Tapi benarkah itu
yang terbaik?
Hingga kini, Naruto tumbuh menjadi novelis yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Takdir lagi-lagi mempermainkannya, kesialan terbesar dalam hidupnya dengan adanya Uchiha Sasuke sebagai penerbitnya. Sering bertemu namun tetap menjadi pribadi
yang berbeda. Orang semakin dewasa memang semakin bisa menggunakan topeng yang
senang tiasa menutupi kemurnian yang terdapat ketika dulu mereka masih
kanak-kanak.
Naruto menutupi perasaannya. Dia tidak dapat
mengungkapkannya. Tidak di tempat dia, Sasuke, dan Sakura tinggal sekarang.
Indonesia.
“Tuan Naruto! Penerbit kami ingin bertemu dengan, Anda,”
suara merdu perempuan dengan perawakan semampai, baju serba hitam, dan tentu
saja rapi selayaknya pekerja kantoran, seketikam itu mengagetkan lamunan
Naruto.
“Baiklah.” Jawab Naruto dengan ogah-ogahan.
Dia melangkahkan kaki denga gontai hingga akhirnya
sampai di depan pintu yang samar-samar namun terlihat pasti di mata Naruto, Sasuke sedang berada di tempat duduknya.
Seperti biasa Naruto selalu enggan membuka pintu
ruangan tersebut. Tak bisa kah Naruto memilih tirai dua saja? Oke, ini bukan
kuis. Sebenarnya Naruto enggan membuka pintu bukan karena pintu tersebut
terbuat dari kaca yang baru saja dibersikan menggunakan ‘cling’ oleh OB. Lebih
dari itu Naruto hanya ingin menghindar untuk bertemu dengan seseorang di dalam
ruangan sana. Hal lain yang lebih dari semua itu adalah Naruto hanya ingin
menghindari onyx. Sebuah warna dari bola mata yang Naruto sugestikan dapat membuatnya menjadi tak terkendali.
Bagaimana bisa sebuah onyx dapat melakukan hal semacam itu? Sedangkan di anime-nya saja seekor Kyuubi tidak mampu
membuat Naruto tak terkendali sepenuhnya. Namun kembali lagi pembaca, ini
hanyalah sebuat fanfiction.
Akhirnya tangan kanan Naruto membuka pintu tersebut
perlahan. Tepat ketika sebuah suara—
“Masuk!”—mempersilahkan masuk.
“Saya diminta oleh sekretaris bapak untuk
menghadap,” Naruto berhenti sejenak untuk sekedar menelan ludahnya mengatasi
rasa gugup yang mulai menghantui, “Ada apa, ya, Pak?” tanya Naruto kemudia
sembari mendekati tempat duduk yang tersedia di depan meja Sang Bos. Secara
perlahan Naruto memposisikan dirinya di kursi empuk berwarna biru itu.
Sebisa mungkin Naruto tidak bertatapan langsung
dengan onyx milik Sasuke. Biar
bagaimanapun dia tetap harus menghindari bahaya yang jelas-jelas ada di
depannya. Iris saphire miliknya
bergerak liar mencari pemandangan yang lebih aman. Walaupun sebenarnya posisi
Sasuke tidak berhadapan langsung dengan Naruto karena dia sedang asyik membaca print-out dari novel milik Naruto yang rencananya
akan diterbitkan.
“Naruto—” dengan gerak cepat yang dipadukan dengan
unsur tiba-tiba Sasuke menatap langsung wajah Naruto. Seketika itu pula tampa
sadar wajah Naruto mulai memerah, “—kenapa novelmu yang ini berisikan cerita ‘boys love’? Curhatan, eh?” Sasuke
sedikit terkekeh menyebut tentang curhatan itu. Namun itu semua memang benar
adanya.
“Bukan begitu, Pak,” sanggah Naruto.
“Ini lebih parah! Sudah maho, cintanya bertepuk
sebelah tangan pula. Apa kau berencana membuat novel tragis?” Sasuke sama sekali
tak menghiraukan sanggahan Naruto, dia justru berkomentar yang begitu—ngejleeeb—bagi Naruto.
“Maaf?” ekspresi wajah Naruto jelas mengingikan penjelasan yang lebih dari pria dihadapannya. Namun melihat pria dihadapannya tetap berekspresi datar Naruto mengurungkan niatannya. “Maaf Pak, bukankah sebenarnya komentar Anda itu tidak terlalu penting? Ini hanya cerita fiktif—“
“Maaf?” ekspresi wajah Naruto jelas mengingikan penjelasan yang lebih dari pria dihadapannya. Namun melihat pria dihadapannya tetap berekspresi datar Naruto mengurungkan niatannya. “Maaf Pak, bukankah sebenarnya komentar Anda itu tidak terlalu penting? Ini hanya cerita fiktif—“
“—Fiktif yang laku di pasaran. Kau tahu pasti itu yang kita butuhkan!
Kau ingat kau bekerja di mana, Tuan Naruto?” potong Sasuke dengan nada sarkastik.
“Lagi pula untuk apa kau menceritakan kehidupanmu.... Kau pikir itu menarik?”
lanjut Sasuke semakin tajam.
Sangat tajam! Sehingga seakan-akan semua perkataan
yang meluncur dari bibir Sasuke merupakan pisau yang langsung menuju jantung
Naruto.
Naruto memegang dadanya yang entah kenapa terasa
sesak.
“Bapak sadar ... kalau sekarang bapak begitu out of charakter? Apa harus selalu seperti ini?”
Memang selalu seperti ini. Disetiap pertemuan mereka
tampa sadar kepribadian mereka pun ikut tertukar.
“Memang. Kau memang benar.” Sasuke merasa sedikit
malu, darah Uchiha-nya tidak mengijinkan Dia memermalukan dirinya lebih dari
ini, tapi ... “—Tapi sampai kapan kau akan menerima saja cinta yang sepihak, seperti ini, Naruto?”
Oke. Sasuke mulai keluar dari pembahasan awal
mereka.
“Sampai kapan? Sampai...,”
Dan harus diakui Naruto mulai terbawa kedalam
pembahasan baru yang dibuat Sasuke.
“Kau harus merasa sakit seperti apa lagi? Hingga kau
bisa melepaskan cinta sepihakmu,” nada Sasuke perlahan meninggi tampa dia
sadari.
“Aku sudah cukup sakit, Teme. Bahkan sudah sangat sakit. Tapi bukan berarti rasa sakit itu
dapat membuatku melepaskan perasaanku. Meskipun perasaan tersebut hanyalah
perasaan yang sepihak,” dengan wajah tegak dan yakin Naruto berkata tepat
menatap Sasuke.
“Kubilang lupakan! Aku tau kau ‘dobe’ tapi apakah
kau masih belum mengerti?” kini Sasuke setengah berteriak kembali.
“A-pa yang ha-rus ku-me-nger-ti?” tanya Naruto dengan
penekanan disetiap kosa katanya, “Bukankah kau telah mengajariku semuanya, kau
bilang: ‘cinta sepihak adalah perasaan yang spesial. Perasaan spesial tersebut
harus dijaga baik-baik. Karena jika tidak, maka perasaan tersebut akan mudah
hilang’. Ingat?” cerocos Naruto tampa jeda sedikitpun.
Naruto sedikit mengambil napas panjang kemudian mengeluarkannya
pelan-pelan berusaha menenangkan perasaannya yang bergejolak.
‘Kau
tau, Teme? Karena perkataanmu ketika itu—ketika aku mengalami cinta sepihak
terhadap Sakura—ketika itu pula hatiku berbelok padamu.’
Guman Naruto di dalam hati.
‘Setidaknya
izinkan aku mecintaimu diam-diam. Walaupun aku tau cinta ini terlarang.’
lanjutnya masih berguman di dalam hati.
Sasuke bangkit dari kursi empuknya. Dia melemparkan
setumpuk kertas berisi print-out novel milik Naruto, “Bawa kembali ceritamu sampai semua
unsur curhatanmu itu hilang,”
“Sebelum-sebelumnya tidak ada masalah dengan cerita
dalam novelku. Perlahan pembaca setiaku pasti dapat menerimanya. Kenapa Bapak
mempermasalahkannya?” tidak terima dengan perlakuan penerbit sekaligus editor
pribadinya, Naruto mulai menaikan oktaf dalam ucapannya.
“Aku harap setelah ceritamu berubah maka kehidupanmu
pun akan berubah, Dobe.”
Sasuke membalikan badannya membelakangi Naruto.
Sebagai pertanda bahwa pembicaraan ini telah ditutup.
“Sayang harapan Anda itu tidak akan pernah terwujud!
Karena saya tidak akan mengubah tulisan saya maupun kehidupan saya.”
V96
# 60V
Sasuke
POV
Lekaki berkulit tan manis itu telah pergi. Sekilas
kulihat seulet bayangan yang telah melewati pintu. Tapi apa benar bayangan itu
tidak akan pernah kembali? Kuharap tidak.
Kenapa? Kenapa aku baru menyadari perasaan Naruto sekarang?
Sesaat setelah aku membaca keseluruhan—calon—novel Naruto.
Kupikir selama ini cinta sepihak Naruto hanya untuk
Sakura. Tetapi ternyata....
Bodoh! Si jenius Uchiha ini ternyata bodoh. Tidak!
aku tidak hanya bodoh tapi aku juga jahat. Uchiha Sasuke kau sangat jahat.
Mengapa dulu aku menerima Sakura, sedangkan
jelas-jelas pada saat itu aku sudah menyukai Naruto. Ini semua karena emosi
sesaat, karena aku patah hati mengetahui besarnya cinta Naruto pada Sakura.
Sehingga aku berbuat hal yang sekejam itu. Satu lagi kebodohan sang jenius
Uchiha.
Dan hari ini aku telah berbuat hal yang lebih kejam
dari yang dulu. Aku mengusirnya dari kehidupanku...
... tapi mungkin ini jauh lebih baik dari pada
membiarkannya melihat acara pernikahanku dengan Sakura.
Finish
V96
# 60V
Apa-apaan ini? Sasu-nyan~ ampuni Elsh atas
kenistaanmu di fict Elsh ini. Elsh tau ini ide nista tapi Elsh tetep nekad
ngetik bahkan gak tau malu buat publish.
Habis, Elsh juga pengen ngerayain SasuNaru days 2011. Happy SasuNaru day mina-san.
Btw,
belum telat kan. Elsh sebenarnya gak tau sekarang ada hari SasuNaru. Elsh
taunya waktu jalan-jalan di ‘just in’.
Tiba-tiba Ide ini muncul dan hasilnya malah acakadut
gini.
By the way, jangan cuma numpang
lewat dong, ayo baca! Baca doang juga gak apa-apa ^^'a. Cuman review mah tetep wajib /dor.
Ada yang tertarik dengan fanfict Elsh? Merasa menjanggal gitu setelah
baca fanfict Elsh?
Atau ada uneg-uneg yang bikin eneg kalau disimpan? Kalau gitu ayo dong
sumbangkan pendapat kalian melalui review.
Silahkan review.
Akhir kata:
R
E
V
I
E
W
REVIEW
Minggu 10 Juli 2011
0 komentar:
Post a Comment
Mind to comment~ Kritik dan saran pasti akan sangat menbantu untuk kemajuan saya. Komentar yang menjurus ke arah negatif (Out of Topik, Bashing, Pemicu war, maupun mengandung unsur SARA) akan dihapus atau terjaring secara otomatis pada spam filter.